Rabu, 15 Mei 2013

PERADABAN AGAMA BUDDHA DI TIONGKOK (CINA) DAN DI INDIA



Sejarah perkembangan agama Buddha di dunia ini merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Karena minat setiap manusia kurang mengenai sejarah dalam keingin-tahuan tentang perkembangan agama Buddha di dunia. Agama Buddha yang secara historis dan filosofis telah menjadi bagian dari peradaban dunia yang nilai-nilai filsafati, budaya, politis dan yang berkaitan dengan perkembangan dunia secara lokal maupun global telah mendarah daging menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perubahan dan perkembangan suatu bangsa, khususnya di Asia. Sejarah perkembangan agama Buddha dianggap dimulai di daerah hulu Sungai Indus sekitar 33.000 tahun yang lalu, tepatnya di Mahenjo Daro dan Harappa. Pada mulanya penduduknya tidak seperti sekarang tetapi memiliki perawakan yang kecil, berkulit hitam, dan berambut keriting yang lebih dikenal sebagai bangsa Dravida. Setelah masuknya bangsa Arya yang membawa serta kebudayaannya, membuat peradaban bangsa Dravida terdesak ke India bagian selatan. Kedatangan bangsa Arya inilah yang menimbulkan adanya system kasta di dalam struktur masyarakat India.

1. Tujuan
Pembuatan makalah yang bertema “Sejarah Perkembangan Agama buddha Dunia
1. Masyarakat dapat memahami sejarah Agama Buddha Di Dunia
2. Agar mahasiswa dapat mengenal sejarah perkembangan Agama Buddha di dunia
3. Menambah wawasan para pembaca.

1. Rumusan Masalah
1. Sejarah Peradaban India
2. Agama Buddha di Cina



BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Peradaban India
Sejarah peradaban India dianggap dimulai di daerah hulu Sungai Indus sekitar 33.000 tahun yang lalu, tepatnya di Mahenjo Daro dan Harappa. Pada mulanya penduduk tidak seperti sekarang tetapi memiliki perawakan yang kecil, berkulit hitam, dan berambut keriting yang lebih dikenal sebagai bangsa Dravida. Setelah masuknya bangsa Arya yang membawa serta kebudayaannya membuat peradaban bangsa Dravida terdesak ke bagian selatan. Dalam hal ini bangsa Arya menjadi bertambah pesat. Agama Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Agama Budha muncul sebagai reaksi terhadap domonisi golongan Brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat India. Selain itu adanya larangan bagi orang awam untuk mempelajari kitab suci. Bahkan sebelumnya kaum ksatria dan raja harus tunduk kepada Brahmana. Sidharta memandang bahwa sistem kasta dapat memecah belah masyarakat bahkan sistem kasta dianggap membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahiran. Oleh karena itu, Sidharta berusaha mencari jalan lain untuk mencapai moksa yang kemudian berhasil ia peroleh di Bodhgaya (tempat ia memperoleh penerangan agung). Pahamnya disebut agama Budha. Menurut agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai setiap orang tanpa harus melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana. Setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan tersebut asalkan ia mampu mengendalikan dirinya sehingga terbebas dari samsara. Sidharta Gautama dikenal sebagai Budha atau seseorang yang telah mendapat pencerahan. Sidharta artinya orang yang mencapai tujuan. Sidharta disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima bodhi.


1) buddhisme awal.
Sejarah perkembangan agama Buddha tidak lepas dari bantuan raja-raja yang mendukung agama Buddha, di antaranya adalah :
a. Ajatasatu
Raja dari kerajaan Magadha yang memberi sokongan dana pada saat diadakannya sangha samaya pertama di goa Satapani, Rajagaha. Dalam sangha samaya ini untuk pertama kalinya ajaran Buddha diulang dan dikumpulkan setelah parinibbananya Buddha Gotama.
b. Ashoka wardhana
Asoka pada awalnya beragama Hindu dan memiliki perangai yang menakutkan dan kejam. Jika ada kerajaan lain yang tidak mau tunduk kepada Asoka maka kerajaan tersebut akan diserang dan dijadikan daerah jajahan. Namun setelah mengenal ajaran Buddha asoka mulai berubah perangainya. Asoka ikut menyebarkan agama Buddha ke luar India dengan mengirimkan banyak dharmaduta-dharmaduta ke tempat yang berlainan serta mendirikan banyak prasasti yang berisi tentang ajaran-ajaran agama Buddha. Asoka juga mengirimkan putra-putrinya yaitu bhikkhu Mahinda dan bhikkhuni Sanghamitta ke Ceylon untuk menyebarkan agama Buddha di sana. Sanghayana ke-3 diadakan di pataliputta waktu pemerintahan asoka, dikarenakan adanya perselisihan diantara sekte terhadap pemahaman akan kitab suci tipitaka.

1. Agama Buddha di Cina
Buddhisme atau 汉 传 (fójiào) pertama kali dibawa ke Cina dari India oleh para misionaris dan pedagang di sepanjang Jalan Sutra yang menghubungkan Cina dengan Eropa pada akhir Dinasti Han (202 SM - 220 M).
Pada saat itu, Buddhisme India sudah lebih dari 500 tahun, tetapi iman tidak mulai berkembang di China sampai penurunan dari Dinasti Han dan mengakhiri keyakinan ketat Konfusianisme.
Sebelum agama Buddha masuk di Cina, masyarakat Cina sudah memiliki kepercayaan sendiri, yakni Kong Hu Chu yang diajarkan oleh Confusius, dan Tao yang diajarkan oleh Lao Tzu. Confusius mengajarkan tentang “jen” sebagai azas kesatuan, sedangkan Lao Tzu mengajarkan tentang “Tao Te Ching”. Agama Buddha mulai berkembang di Cina sekitar abd ke-2 s.M melalui Asia Tengah serta mulai berpengaruh pada masa pemerintahan kaisar Ming (58-75 M).
Dalam filsafat Buddha . Ada orang-orang yang mengikuti Buddhisme Theravada tradisional, yang melibatkan meditasi yang ketat dan membaca lebih dekat dari ajaran asli Sang Buddha. Buddhisme Theravada menonjol di Sri Lanka dan sebagian besar Asia Tenggara.
Agama Buddha yang memegang di Cina adalah Mahayana Buddhisme, yang mencakup berbagai bentuk seperti Buddhisme Zen, Pure Tanah Buddhisme dan Buddhisme Tibet - juga dikenal sebagai Lamaism.
Mahayana Buddhis percaya di banding yang lebih luas dengan ajaran Buddha dibandingkan dengan pertanyaan filosofis yang lebih abstrak diajukan dalam Buddhisme Theravada. Buddha Mahayana juga menerima Buddha kontemporer seperti Amitabha, Buddha Theravada yang tidak.
Buddhisme mampu untuk secara langsung menjawab konsep penderitaan manusia - yang memiliki daya tarik yang luas untuk orang Cina yang berurusan dengan kekacauan dan perpecahan negara berperang bersaing untuk kontrol setelah jatuhnya Han.
Banyak etnis minoritas di China juga mengadopsi ajaran Buddha. (Lihat grafik)
Persaingan dengan Taoisme
Ketika pertama kali diperkenalkan, Buddhisme menghadapi kompetisi dari pengikut . Sementara Taoisme (juga disebut Taoisme) sama tuanya dengan Buddhisme, Taoisme adalah adat untuk Cina.
Taois tidak memandang hidup sebagai penderitaan. Mereka percaya dalam masyarakat dipesan dan moralitas ketat, tetapi mereka juga memegang keyakinan mistis yang kuat seperti transformasi utama, di mana jiwa hidup setelah kematian dan perjalanan ke dunia yang abadi.
Karena dua keyakinan sangat kompetitif, banyak guru dari kedua sisi dipinjam dari yang lain. Hari ini banyak orang Cina percaya pada unsur-unsur dari kedua sekolah pemikiran.
Buddhisme sebagai Agama Negara:
Popularitas Buddhisme, menyebabkan konversi cepat untuk Buddhisme kemudian oleh penguasa Cina. Sui dan Dinasti Tang berikutnya semua diadopsi Buddha sebagai agama mereka.
Agama ini juga digunakan oleh penguasa asing dari Cina, seperti Dinasti Yuan dan Manchu, untuk menghubungkan dengan Cina dan membenarkan kekuasaan mereka. Para Machus diupayakan untuk menarik paralel antara agama Buddha. agama asing, dan pemerintahan mereka sendiri sebagai pemimpin asing.
Kontemporer Buddhisme:
Meskipun pergeseran China untuk ateisme setelah Komunis menguasai Cina pada tahun 1949, Buddha terus tumbuh di Cina, terutama setelah reformasi ekonomi pada tahun 1980an.
Saat ini ada diperkirakan pengikut agama Buddha di Cina dan lebih dari 20.000 kuil Buddha. Ini adalah agama terbesar di Cina.
Aliran-aliran agama Buddha yang berkembang di Cina secara garis besar ada dua paham, yaitu : 1. aliran paham atta, 2. aliran paham anatta.
1. 1. Aliran Theravada
Aliran Theravada pada mulanya terbagi atas tiga aliran, antara lain : Cheng-shih (Sautrantika), Chu-she (Vaibhashika), Lu. Ketiga aliran ini tidak berumur lama karena kalah dari aliran-aliran baru dari mazhab Mahayana.

1. 2. Aliran Mahayana
ada beberapa aliran dalam mazhab Mahayana, antara lain : San-lun, We-shih, Tien-tai, Hua-yen, Chan, Ching-tu,Chen-yen. Diantara ketujuh aliran tersebut hanya empat yang paling berpengaruh, yaitu : Tien-tai, Hua-yen, Chan, Ching-tu.

Tokoh-tokoh agama Buddha di Cina.
1. Kumarajiva (Ci-mo-lo-shi)
Kumarajiva berasal dari kashmir. Tinggal di Cina mulai awal abad ke-5 M dan memimpin lembaga yang bertugas menterjemah kitab suci agama Buddha ke dalam bahasa Cina. Terjemahannya meliputi 300 jilid buku. Kumarajiva meninggal pada tahun 413 M.
2. Paramartha (Po-lo-mo-tho)
Paramatha berasal dari Ujjain dan dikirim ke Cina oleh raja Magadha, tahun 548 M tiba di Nanking. Paramatha meniggal dalam usia 71 tahun pada tahun 568 M. Meninggalkan karya terjemahan sebanyak 70 judul kitab agama Buddha.
Jalur utara banyakan dari mazhab Mahayana karena mazhab Hinayana (Theravada) kurang dapat di terima karena hidup dengan empat musim dengan tuntutan vinaya(aturan) yang ketat dan harus meninggalkan kehidupan duniawi berat karena masyarakat akan kehilangan banyak tenaga produktif. Meski demikian awal perkembangannya banyak menemui kesulitan, penyebabnya antara lain anjuran untuk menjadi Bhiksu bertentangan dengan anak laki2 harus bertanggung jawab dan berbakti pada oragn tua dan leluhur. tapi fleksibilitas mazhab Mahayana terhadap tradisi dan budaya tanpa menghilangkan inti ajaran Buddha membuat masyarakat Cina secara luas dapat menerimanya. Sementara itu aliran-aliran baru dari India terus masuk ke Cina. dan berpengaruh besar terhadap Ajaran Buddha Sakyamuni. Kedudukan sentral Buddha Sakyamuni tergantikan dengan Buddha-Buddha lain yang dibabarkan oleh Sakyamuni sebelumnya yaitu : Buddha Amitabha dan Buddha Mahavairocana. Padahal keberadaan Buddha2 tersebut sebenarnya dibabarkan untuk mematahkan pandangan "hanya satu Buddha" Akibat kekeliruan ini, Agama Buddha di Cina bercampur-aduk dengan ajaran di luar Buddha sehingga menemui keruntuhannya. Dengan demikian Agama Buddha berangsur-angsur mengalami sinkretisme dengan filsafat tradisional Cina yaitu Konfucianisme dan Taoisme.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perkembangan agama Buddha tidak bisa lepas dari usaha-usaha Dharmaduta-Dharmaduta yang berjuang keras dalam mengembangkan agama Buddha. Raja Asoka termasuk salah satu raja yang aktif dalam mengembangkan agama Buddha dengan mengirimkan Dharmadutanya ke berbagai penjuru dunia. Dalam perkembangannya agama Buddha menjumpai tidak sedikit halangan termasuk dari berbagai agama bahkan dari aliran-aliran agama Buddha sendiri demi untuk kepentingan mereka pribadi.
Agama Buddha mengalami kemunduran di India yang merupakan tempat lahirnya Agama Buddha, dikarenakan mulai kembalinya pengaruh dari agama Brahma dan terpecahnya agama Buddha menjadi beberapa aliran atau sekte yang saling mempertahankan pendapatnya dan kitab yang digunakannya. Saat ini agama Buddha mulai menggema kembali di dunia, terutama di barat dimana orang-orang barat ingin mencari hal-hal yang bersifat spiritual yang di dunia barat sendiri sulit untuk mendapatkannya. Sehingga mereka mencarinya ke daerah timur (asia) yang sejak dulu terkenal dengan pusat-pusat spiritualnya dan tokoh-tokoh agamanya.
Dalam perkembangan agama buddha didunia sekarang ini sangat prsat sekali dibanding zaman yang dulu terutama dibelahan bumi bagian barat (Amerika dan eropa). Orang-orang dibarat saat ini lebih menyukai spritual dan filsafat orang-orang timur, dimana terjadi kebalikanya oarang timur lebih menyukai hal-hal yeng bersifat modern dan kapitalis yang dimiliki orang barat

DAFTAR PUSTAKA

• Conze, Edward, Sejarah Singkat Agama Buddha, Karaniya, Jakarta, 2010. cet. I
• Memahami buddhayana, bandung. 1995. cet. 50
• Arifin, Menguak misteri ajaran agama-agama besar, PT. Citra mandala pratama,Jakarta.2004.
cet :11
• Tanggok, M. Ikhsan, Agama Buddha. Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009, cet. 1
• Wahyono Mulyadi. 1995. Sejarah perkembangan Agama Buddha. Jakarta: Dirijen Bimas Hindu Buddha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar